Moto

Selasa, 08 September 2009

Tinju Membanggakan NTT

Oleh Rony Fernandez 

DIGELARNYA
kejuaraan tinju antar-PPLP di Kupang, memiliki nuansa yang beda bagi dunia tinju NTT. Karel Muskanan, bukan seorang pejabat terkenal sehingga ketika kontingen peserta kejuaraan ini langsung mengenal dia ketika turun di Bandara El Tari Kupang. Sapaan persahabatan bernuansa kebanggaan membuat terhadap Karel bukan sekadar karena dia sebagai tuan rumah, tapi karena prestasinya.

Karel Muskanan, Deni Hitarihun, Yanto Fallo, Atris Neolaka, Robinson Djo atau Andreas Buitbesy dan Pieter Hari yang saat ini memperkuat Lampung adalah jebolan PPLP NTT yang memiliki nama besar di tinju Indonesia. Karela disapa bukan karena dia menjadi panitia turnamen, tapi mereka merasa bangga karena bisa bertemu dengan seniornya yang juga adalah jebolan PPLP.


Prestasi tinju PPLP NTT boleh dibilang sangat membanggakan. Sumbangannya untuk KONI dan Pertina NTT dalam berbagai event nasional cukup banyak. Karel, Deni, Yanto, Atris dan lainnya adalah andalan untuk mendulang medali. Artinya, kebanggaan prestasi yang sudah dimiliki NTT harus dimaknai sebagai sesuatu pesan bahwa itu harus terus berlanjut.

Ketika Wakil Gubernur NTT, Ir. Esthon L Foenay, M.Si, menegaskan bahwa prestasi tinju Indonesia harus diawali dari NTT, event kejurnas ini harus menjadi momentnya. Ketika Rony Fernandez dkk berusaha agar turnamen bisa terlaksana dengan sukses, John Banabera dan Richard Muskanan juga harus memiliki optimisme dan target untuk berprestasi. Jhon dan Richard memang tidak mau muluk-muluk, karena dia sudah tahu peta kekuatan. Mereka akhirnya bisa membuktinya dengan menjadi juara umum.

Dari kejuaraan ini, kegelisahan mantan petinju terbaik Indonesia, Johni Asadoma tentang minimnya atlet pelapis tinju NTT harus terjawab. Novri Mella dkk sudah menunjukan kualitas dirinya. Mereka memberi bukti bahwa latihan berat yang diberikan John Banabera dan Richard Muskanan bukan mengada-ada. Mereka sudah merasakannya. Mereka tahu, bagaimana akibat dari latihan yang serius dan sekadarnya saja. Saat mereka ngos-ngosan kehabisan napas di atas ring, di situ mereka sadar bahwa latihan yang mereka lakukan masih kurang.

Menjadi juara umum, bukan berarti NTT sudah sempurna. Setelah ini, masih banyak yang harus dibenahi. Teknik memukul, menghindar dan mengelak masih harus dibenahi. Stamina dan kekuatan fisik masih menjadi problem. Sadar akan hal ini, program latihan yang sudah ada harus terus dilakukan. 

Kepada para atlet, harus terus diberi motivasi bahwa tinju sudah membuat NTT mendunia. Tinju telah membuat Johni Asadoma, Hermensen Ballo, Richard Muskanan, Nelson Oil, Karel Muskanan dan lainnya terkenal seantero Indonesia bahkan dunia. Artinya, kalau mau menjadi juara di level kejuaraan yang lebih tinggi, medali emas kejurnas antar-PPLP ini hanya sebagai motivasi awal. Jadikan ini batu loncatan untuk menguasai tinju Indonesia, bahkan kalau bisa tinju dunia.

Selamat kepada para juara. Untuk yang belum berhasil, berlatihlah lebih keras. Nama kalian sudah diukir dalam sejarah prestasi tinju NTT. Mau lebih bagus, latihan lebih disiplin, dan jangan menuntut lebih, kalau belum bisa berprestasi. **

Tidak ada komentar:

Posting Komentar