Moto

Minggu, 24 Mei 2009

Maksimalkan Keberadaan PPLP

DINAS Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) NTT melalui bidang keolahragaan terus berupaya memaksimalkan keberadaan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) yang merupakan wadah pembinan atlet pelajar, yang muaranya tentu saja prestasi di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII/2012 Riau.

Keberadaan PPLP ini perlu terus di maksimalkan karena telah terbukti mampu menghasilkan atlet-atlet yang berprestasi baik di tingkat regional, nasional maupun International dalam beberapa tahun belakangan ini.

PPLP yang dibentuk sejak tahun 1989 di NTT, awalnya berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Olahraga Depdiknas, yang kemudian di lebur kedalam Kementrian Negara Pemuda dan Olahraga, bertujuan untuk melakukan pembinaan terhadap atlet potensial sejak usia dini, terutama para pelajar sekolah yang memang memiliki bakat dan potensi yang perlu di asah, sehingga mampu berpretasi.

Sejak awal berdiri di NTT, PPLP telah membina atlet dari tiga cabang olahraga yang dinilai potensial, yaitu atletik, tinju dan pencak silat yang memang merupakan cabang prioritas di daerah ini. Dan pada awal berdirinya, jumlah atlet yang bergabung sebanyak 14 orang di cabang pencak silat.

Seiring dengan perkembangannya, sejak tahun 2003 sampai tahun 2007 lalu, setiap tahunnya PPLP membina 34 orang atlet pelajar dari tiga cabang tersebut. Dan sejak tahun 2008 sampai sekarang, terjadi penambahan pada cabang olahraga yaitu sepak Takraw, namun jumlah atlet yang di bina tetap berjumlah 34 orang untuk keempat cabang tersebut setiap tahunnya.

Kehadiran PPLP sebagai wahana untuk menggodok atlet-atlet potnsial ternyata cukup menjanjikan, dimana beberapa atlet NTT yang mampu mengukir prestasi baik tingkat regional, nasional bahkan internasional pernah di gembleng di PPLP ini. Sebut saja Oliva Sadi peraih medali emas Sea Games dan Asian games, serta Fery Subnafeu yang mampu merebut medali perak dan perunggu Sea games serta Karel Muskanan yang meraih perunggu Sea Games. Atau Deni Hitarihun yang mengukir prestasi Emas di PON Kaltim tahun 2008 lalu dan masih banyak lagi yang semuanya merupakan merupakan atlet yang pernah di gembleng di PPL P NTT.

Karena itu, tidaklah mengherankan jika Dinas PPO melalui Bidang keolahragaan terus berupaya memaksimalkan keberadaan PPLP ini, karena memang ternyata mampu melahirkan atlet-atlet potensial yang mampu mengukir prestasi yang membanggakan daerah ini.

Upaya memaksimalkan keberadaan PPLP ini, seperti di kemukakan oleh Kabid keolahragaan Dinas PPO NTT, Ary Moelyadi dilakukan dengan melakukan pembenahan, mulai dari sarana prasarana, pola pembinaan hingga manajemen pengelolaan, sehingga PPLP betul – betul mampu menjadi wadah penghasil atlet bereprestasi, tidak saja di bidang olahraga yang di tekuni atlet, tetapi juga di bidang akademik.

Dalam hal perekrutan atlet untuk bergabung dalam PPLP ini jelasnya, proses seleksi yang dilakukan secara terbuka untuk umum bagi seluruh calon atlet masa depan NTT. "Karena itu, kami sangat mengharapkan agar pemerintah kabupaten/kota mau memfasilitasi atletnya untuk mengikuti seleksi ini dengan beberapa syarat yang ada," kata Moelyadi.

Persyaratan yang dimaksudkan, kata Moelyadi, harus siswa yang berpotensi untuk dikembangkan meraih prestasi olahraga dan prestasi akademik ke depan, memiliki usia maksimal 15 tahun (kelas 1 SLTA), memiliki postur tubuh yang ideal, memiliki komponen biometrik/kebugaran yang baik, ketrampilan cabang olahraga dan kriteria teknis lainnya. Kriteria teknis itu seperti harus berstatus pelajar yang dibuktikan dengan foto copy ijasah, raport, akte kelahiran atau surat permandian, surat keterangan kesehatan, tinggi badan minimal putra 160cm dan putri 150cm. Selain itu, lanjutnya, setiap peserta seleksi harus memiliki nilai raport dengan rata-rata minimal enam, memiliki minat dan bakat dalam cabang olahraga yang akan diikuti dengan yang dibuktikan dengan lamanya mengikuti latihan serta prestasi yang pernah dicapai. "Para peserta juga harus memiliki atropometri yang baik, seperti berat badan, tinggi badan serta proporsional tubuh," pungkasnya.

Setelah dinyatakan lolos seleksi untuk bergabung di PPL keberadaan para atlet tersebut akan terus di pantau dan dua atau tiga bulan sekali akan dilakukan evaluasi menyangkut perkembangan atlet tersebut untuk melihat apakah selama di PPLP, atlet tersebut mampu berprestasi, baik di bidang olahraga, fisik maupun akademik.

“Jika berprestasi, maka atlet tersebut akan tetap di pertahankan di PPLP, jika tidak , maka akan diganti dengan atlet lainnya, karena dalam perekrutan atlet ini kita menggunakan sistem degradasi, sehingga pembinaan atlet tidak asal-asalan” terangnya lagi.

Masih menurut Moelyadi, untuk mengasah kemampun bertanding para atlet binaan PPLP, mereka akan diikutikan dalam even kejurnas PPLP yang telah menjadi program dari Bidang keolahragaan yang didanai dari APBN Kementrian pemuda dan Olahraga, diantaranya mengikuti/mengirim atlet pada kejurnas antar PPLP cabang Atletik pada bulan Juni 2009 ini di Jakarta, Mengikuti kejurnas antar PPLP cabang pencak silat di Jakarta pada bulan Juni 2009 serta mengikuti kejurnas antar PPLP cabang sepak Takraw di Bangka Belitung pada bulan Juli 2009.

“sedangkan untuk cabang tinju, atlet PPLP NTT nantinya akan diterjunkan dalam Kejurnas tinju antar PPLP, dimana Kota Kupang akan menjadi tuan rumah pada bulan Juni nanti,” ungkapnya.

Ajang kejurnas ini sekaligus menjadi ajang mengevaluasi pembinan atlet di PPLP untuk setiap cabang olahraga. Dan diharapkannya, dengan mengikuti even kejurnas antar PPLP ini dan juga beberapa even lainnya, kemampuan para atlet PPLP semakin terasah dan pada gilirannya mampu mencapai puncaknya pada PON 2012 mendatang di Riau.

Keberhasilan atlet PPLP juga tidak terlepas dari keberadaan para pelatih yang ditujuk menangani atlet PPLP yang telah memiliki sertifikat kepelatihan, antara lain Hermensen Ballo dan John Banabera untuk cabang tinju, Frans Sales dan Yulius Lonakoni untuk cabang atletik, Muhammad Badu dan Ferdinan Lani di cabang Atletik serta Edu Penuwewo dan Eryk Laylena yang menangani sepak Takraw.

Pembenahan sarana dan prasarna juga perlu di lakukan, sehingga bisa memberikan kenyamanan bagi para atlet, sehingga bisa lebih giat berlatih terutama fasilitas latihan agar pembinaan atlet lebih terfokus . Selain itu, asrama yang dimiliki oleh PPLP NTT saat ini belum mampu menampung seluruh atlet yang ada.

“Saat ini baru atlet pencaksilat, tinju dan atletik yang tinggal di Asrama PPLP, sedangkan sepak Takraw belum, karena kurangnya fasilitas asrama bagi para atlet,” tambahanya.(rony)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar